Entri Populer

Senin, 08 April 2013

Sabtu, 30 Maret 2013

Laura & Marsha: Asik, Seru dan Penuh Makna




“Gue gak mau mati sebelum mimpi gue terwujud, ke Eropa.” –marsha

 Sudah lama rasanya tidak menonton film perjalanan yang menarik setelah 3 Hari untuk Selamanya dan Rayya. Bedanya, film Laura dan Marsha memilih jalur berbeda, lewat dua sahabat yang menelusuri indahnya Eropa. Tentu saja dengan konflik antar keduanya yang naik turun dan selama itu saya menikmatinya. 

Kamis, 21 Maret 2013

Curfew; a very nice short-movie




After 19 minutes, i want to see this short-movie again. Feel like, how could it be so nice and great, not to say it is very touchy also. And i have been so long not to have seen this kind of short-movie. Maybe the writer/director Shawn  Christensen can make it be a feature-length and i can not wait too watch it too still.

Rabu, 20 Maret 2013

A Werewolf Boy; Mengenal Cinta Bocah Serigala




 
Karena judulnya bocah serigala, jangan bayangkan Jacob yang bertelanjang dada seperti di Twilight.  Jauh banget. Lebih baik nonton tanpa ada ekspektasi apa-apa, dan bersiaplah dengan sapu tangan atau tisu, karena seperti banyak melodrama Korea, film ini pun akan membuat penonton (yang mudah dan tersentuh hatinya seperti saya) berurai air mata. D’oh! 

Selasa, 05 Maret 2013

Belenggu




Horor thriller yang berhasil dengan jalinan cerita yang cermat. Menegangkan dan tak sekedar  seram.

Buat saya, film terbaru karya Upi ini membuat Modus Anomali-nya Joko Anwar jadi tampak biasa saja. Entah kenapa, film ini berasa lebih sadis, lebih tegang, lebih kompleks, dan lebih asik. Semua disain produksi saling dukung dengan kompak, dari mulai cerita, karakter, akting, musik, hingga properti. Upi sah jadi salah satu sutradara horor yang tak boleh dianggap remeh.

Adegan dibuka dengan nuansa klasik, seorang peremppuan menyetir mobil dengan lagu jadul. Di sudut yang lain, seorang laki-laki sedang berlari menembus hutan dalam ketakutan. Musik pengiring di dua scene ini saling silang; yang satu riuh, satunya tegang. Di satu scene, mereka bertemu.

Selasa, 19 Februari 2013

Rectoverso




Lima cerita tentang cinta yang tak terucap dan meluluhkan hati.

“Si Abang tidak hanya mencintaimu dengan hati, tapi juga dengan jiwanya. Hans mungkin saja bisa dengan perempuan lain, tapi tidak dengan si Abang,” –Bunda 

Adegan ketika Bunda (Dewi Irawan) menyampaikan ini pada Lea (Prisia Nasution) menjadi adegan yang pre-klimaks yang membuat penonton ikut merasakan tekanan dan sesak di dada. Merasakan kegalauan Lea untuk memilih antara dua. Dan merasakan betapa hancur dan luluh lantaknya hati si Abang kalau saja dia tak terpilih. 

Malaikat Juga Tahu adalah bagian pembuka dari lima cerita dalam Rectoverso yang paling berhasil. Omnibus ini dibuat interwave atau saling silang antar lima cerita. Selain Malaikat Juga Tahu, penonton akan digiring bergiliran dengan empat cerita cinta lain; yakni Cicak di Dinding, Curhat Buat Sahabat, Hanya Isyarat, Firasat. 

Selasa, 05 Februari 2013

3 Sum


rawa kucing scene

Omnibus yang terdiri dari 3 film pendek dari tiga genre berbeda; horor thriller, drama, dan aksi. Menarik dari segi penggarapan yang segar dan ragam  inovasi. Sesi drama tampak lebih rapih dan menjanjikan.  







#1 Insomnight