“Hidup kita menjalani fase yang terus berubah
setiap 7 tahun. Dari mulai usia 14, 21, 28, 35 atau 42. Ada fase tertentu yang
kita jalani dan ada pelajaran yang kita lalui di setiapnya.”
14
“Kalau kau selalu bertanya pada orang lain apa yang akan
kau lakukan, berarti kau tak tahu apa yang kau lakukan. Tanyalah dirimu sendiri, bukan pada orang
lain.” Milk
Film 14, adalah kisah cinta remaja yang bisa
disebut sebagai fase cinta monyet. Di era digital ini, remaja yang jatuh cinta
tak bisa lepas dari sosial media seperti facebook. Di sana ada update status dari
single menjadi in relationship.
Inilah yang dialami Puan. Maniak sosial media
ini seolah tiada hari tanpa facebook dan youtube. Ketika resmi jadi pacar Milk,
maka bergantilah statusnya dan ia mulai kecanduan upload video. Siapa lagi
tokoh utama videonya kalau bukan Milk.
Pada awalnya video itu diset hanya untuk
privat, orang tertentu saja yang bisa lihat. Tapi lalu dibuat umum. 10.000
likes membuat Puan sumringah. Tapi ada satu yang dislike, dan itu berasal dari
Milk. Dia tak setuju gambarnya ditayang dan dikomentari.
Cinta monyet ini menjadi tarik ulur ketika
Puan suka publikasi dan hubungannya diketahui publik, sementara Milk lebih
menyukai hal yang bersifat privasi. Kontras yang mengundang konflik.
21/28
“Akankah kita bisa saling
mencintai lagi. Saling jatuh cinta lagi? - Jon
“ Itu bagian dialogku, bukan
kamu.”-Nam
Di usia 21 kita masih muda, menarik dan di
mabuk asmara. Tapi juga mudah terpisah karena ego. Apakah kita bisa saling
mencinta lagi setelah tujuh tahun terpisah?
Inilah yang dialami Jon dan Nam. Tujuh tahun lalu mereka jadi bintang yang
populer berkat film Sea You. Sebuah kisah menarik tentang cewek rokcer dan
cowok boyband yang saling benci namun terdampar di sebuah pantai, lalu saling
jatuh cinta.
Dalam film mereka terpisah.
Dalam kehidupan
nyata, mereka juga terpisah. Tujuh tahun berlalu, ada rencana sekuel Sea You
Again. Nam ingin kembali bermain dan memaksa Jon. Itu satu-satunya cara agar
bisa kembali ke dunia yang ia inginkan. Namun, Jon tak ingin. Buatnya, kembali
ke film akan membuat dia kembali ke masa lalu. Mengulang jatuh cinta lagi. Tapi
akankah itu bisa terulang?
21/28 bukan cerita cinta yang melulu bahagia.
Jatuh cinta berarti saling benci, bertengkar, terpisah dan kembali merujuk.
Tapi sampai kapan?
42.195
“Kita tidak pernah
tahu apa yang ada di jarak 7 kaki ke depan, oleh karena itu jangan pernah
berhenti. Teruslah berlari. Terus maju melangkah, tak berhenti.” Finisher
42.195 adalah jarak lari marathon di event
tahunan di Bangkok. Tahun lalu, He tidak dapat sampai garis finish, karena
godaan setan di km 35. Tahun ini, ia bertemu She. Persiapan marathon tak lagi
sama.
She yang tak sengaja tertabrak oleh He
mengalami momen yang menariknya ke pusaran ‘go with the flow’. Ia ikuti saja
kemana skenario mengalir untuknya. He yang mengajaknya bermarathon pun tak
kuasa ia tolak. Ia merasa mendapatkan angin segar yang menghibur kala kesedihan
tengah melanda.
Pesona He yang muda, tampan dan menarik, tak
bisa ia tolak. Ia pun ingin ikut mencoba marathon, sesuatu yang tak pernah ia
lakukan sebelumnya.
“Saya
hanya ingin berlari, tapi tak mau capek.”
“Kalau
begitu berlari saja 1 km. Tak perlu marathon.”
She merasa up and down. Bayangan masa lalu
suaminya yang baru saja meninggal berkelabat hebat. Dia menyadari bahwa apa
yang ia lakukan bersama He adalah satu kesalahan. Ia telah melanggar janji. Ia
gantung sepatu. Tapi kalimat-kalimat penyemangat itu kembali mengiang di
kepala.
“Kita harus terus berlari. Jangan berhenti
meski digoda setan di km35. Karena ada sesuatu yang ada di 7 derap kaki di
depan kita.”
Cinta dan Thailand
Seven Something bukan sekedar tiga kisah cinta
biasa. Masing-masing punya kekuatan skrip yang matang dan juga universal.
Tiga sutradara Jira Maligool, Adisorn
Tresirikasem, dan Paween Purijitpanya pun punya gagasan dan sudut pandang
sinematografi yang berbeda. Saling melengkapi dan membuat 14, 21/28, dan 42.195
menjadi asik untuk dinikmati. Ketiganya membuat penonton larut dalam perasaan
yang dicampur aduk, dari mulai kisah remaja yang dinamis dan segar, kisah cinta
romantis yang mendebarkan, dan kisah cinta universal yang matang.
Dibuat khusus menyambut hari jadi tujuh tahun
production house GTH, Seven Something lalu menjadi proyek yang tidak hanya
sekedar drama romantis biasa. Ada selipan pesan di dalamnya. Selipan peringatan
ulang tahun dan juga ajakan simbolik untuk ‘let’s take a break, come to Thailand’.
Kenapa
bisa demikian?
Perhatikan dengan baik di setiap film. Ada informasi menarik seputar objek wisata yang patut dikunjungi di Thailand. Sebut saja seperti Siam Square atau tempat romantis mana saja yang menarik untuk dikunjungi dalam film 14.
Siam Ocean World dan pantai-pantai eksotis
yang indah ada di film 21/28. Sementara di 42.195 ada Bangkok dan Jembatan Rama
VIII yang menjadi jualan.
Maka tak heran kalau di awal film akan ditemui
Nickkhun 2pm memberi pesan selamat menonton pada fansnya di Indonesia. Gaya
yang sama saat ia jadi duta untuk Tourism Thailand dalam promo “Let’s take a
break, Come to Thailand.
Siapa Nickhkhun 2pm? Dia memang boyband Korea
yang lagi hits. Tapi ayahnya beradarah Thailand dan waktu kecil sempat
bersekolah dasar di sana, sebelum beprindah ke AS lalu menjajaki karir di Korea
Selatan.
Kembali ke soalan film, Seven Something
menjadi drama romantis yang menambah daftar panjang film drama Thailand yang
enak untuk ditonton. Persoalan kecil yang dieksekusi dengan baik, dengan skrip,
aktor, dan sinemaotgrafi yang matang. Ada gambar dan kalimat demi kalimat
kutipan yang terbawa sampai pulang sehabis menonton. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar