Film A
Single Man bukan sekedar film cinta sesama jenis. Tom Ford sebagai
sutradara menjadikannya drama yang sangat sentimental dan menyinggung tema universal
akan rasa kehilangan dan kesendirian. Ceritanya mengalir, menyentuh dan
menggugah emosi.
Judul : A Single Man (2009)
Sutradara : Tom Ford
Pemain : Colin Firth, Julianne Moore
Produksi : Artina Films
> tiga bintang
Dikisahkan, pada November 1962, George,
seorang professor sastra Inggris, masih dirundung rasa berduka karena
kehilangan pasangan hidupnya, Jim. Peristiwa kecelakaan delapan bulan lalu yang
merenggut nyawa orang yang ia kasihi selama 16 tahun itu terus membayanginya,
hingga terbawa ke dalam mimpi.
Satu hari, saat terbangun dari mimpi, ia
memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Hari itu ia menyiapkan segala sesuatunya,
dari mulai surat
wasiat, pakaian, mengambil semua tabungan, serta membeli peluru untuk pistol
yang akan ia gunakan untuk bunuh diri. Baginya, ini adalah hari terakhir.
Cerita mengalir selama satu hari yang
menjadi hari terakhir bagi George. Ia menjalani rutinitas seperti biasanya.
Bangun pagi dan berpakaian rapi. Rumahnya sepi, hanya ada dia dan pembantu yang
datang untuk membereskan rumah. Lain dari biasanya, hari itu George memuji sang
pembantu dan memeluknya.
Sambil menjalani aktivitas, kenangan indah
bersama Jim selalu melintas dan membuat cerita kembali ke masa lalu. Saat masa
berjemur berdua di pantai, membaca buku, hingga pertemuan pertama kali di bar.
Kepedihan amat kentara di wajah dan bahasa
tubuh George. Saat Jim meninggal, hanya kepada Charley, teman wanitanya yang
menjadi tempat ia mengadu.
Di hari terakhirnya itu, George bertemu
dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Seperti keluarga tetangga dengan
tiga orang anaknya, gigolo asal Spanyol yang tampan bernama Carlos, serta
mahasiswa yang menaruh simpati padanya, Kenny.
Tak mudah bagi George untuk menarik pelatuk
pistol. Ia ingin meninggal secara elegan. Bunyi telepon mengubah nasibnya. Ia
berbincang dengan Charley hingga larut. Minum di bar dengan Kenny yang
berlanjut dengan berenang dan curhat dari hati ke hati. Nasib menentukan
kematian George dengan cara yang berbeda.
Beban Kehilangan
Dengan tema yang diusungnya, film ini
menjadi sangat universal. Terlepas dari balutan cinta sesama jenis tokoh
utamanya. Ia menyentil rasa kehilangan yang dialami setiap orang, kesendirian, rasa
terisolasi sekaligus ingin berhubungan dengan orang lain. Dari setiap detail,
film ini juga menyinggung sisi terdalam manusia, yang selalu menjaga harkat dan
merasa terbebani karenanya.
Tom Ford, yang untuk kali pertama
menyutradarai film, membuatnya dengan sangat personal dan berhasil. Film ini,
ia adaptasi dari novel berjudul sama karya Christopher Isherwood yang terbit
tahun 1964. Karena setnya tahun 1960-an, maka kostum dan semua arsitektur
bangunannnya juga menggambarkan keadaan pada tahun itu.
Lewat pemainan akting Colin Firth sebagai
George, film ini mengalir dan menggugah emosi. Aktor yang pernah bermain di
Love Actually dan Mamma Mia! ini berhasil menyampaikan tokoh yang sedang didera
rasa kehilangan, kesendirian dan kepedihan yang mendalam.
Adegan menangis saat menerima kabar kematian
Jim menjadi sangat begitu pedih dibawakan Colin. Lewat ekspresi, cara pandang,
dan bahasa tubuh gundahnya, film ini sudah tersampaikan tanpa banyak narasi. Begitu
juga saat dari balik jendela, ia menatap keluarga di sebelah rumah dengan tiga
anaknya yang ceria. Yang berbanding terbalik dengan hidupnya yang sepi di rumah
besar dan tertata rapi.
Namun, dialog yang panjang antara George
dan Charley bisa jadi begitu terasa lambat. Dialog yang dipenuhi rasa penasaran
akan hubungan keduanya ini mengalir dengan porsi cukup banyak diantara rasa gundah
George yang sudah menyiapkan segala sesuatu untuk proses kematiannya.
Meski dibuat personal dan menjadi debutnya,
Tom bisa dibilang berhasil. Beberapa penghargaan sebagai penanda juga diraih
dalam beberapa festival film, diantaranya Venice International Film Festival. Colin
untuk kali pertamanya meraih penghargaan sebagai The Best Actor. Setelah itu,
film ini kemudian juga didistribusi ke seluruh dunia. * rai
hooeeekkkkkkkkkkkkkk
BalasHapus