Lewat penokohan seorang gadis berusia 15 tahun, film ini bergerak menyelami sisi terdalam manusia yang rapuh. Dengan brilian, sang sutradara mengaduk emosi dengan menghadirkan sikap temperamental, keterasingan, dan sekaligus harapan. Fish Tank menjadi sebuah drama yang menyentuh dengan balutan kejadian yang mengejutkan.
Judul : Fish Tank (2009)
Sutradara : Andrea Arnold
Pemain: Katie Jarvis, Michael Fasbender
Produksi : IFC Films
Genre: Drama
> tiga bintang
Cerita berpusat pada Mia (Katie Jarvis) gadis berusia 15 tahun yang temperamen dan tidak pernah merasa nyaman di dunia sekelilingnya, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar. Adegan dibuka saat Mia memandang sinis lima orang gadis remasa seusianya yang sedang menari hip hop di jalanan. Lalu, ia berteriak kencang, memaki dan memukul salah seorang diantaranya hingga berdarah.
Usai membuat gaduh, Mia melintasi sebuah bengkel yang di sana terdapat seekor kuda yang kurus. Dia lalu melompati pagar kawat berduri dan mencoba melepaskan kuda putih tersebut. Sebelum berhasil, ia kepergok dan dikejar oleh si pemilik kuda. Caci maki dan sumpah serapah keluar dari mulut masing-masing.
Di rumah, Mia dihadapkan lagi dengan ibunya yang bermulut pedas dan cuek. Pertengkaran sudah tampak biasa terjadi. Sikap keras dan kasar juga ditunjukkan adik perempuannya bernama Sophie. Rumah yang sempit dan seadanya makin terasa panas. Di keterasingannya itu, ada satu aktivitas yang disukai Mia, yakni menari hiphop. Bila sedang sendiri, dia akan menuju ruang khusus di rumahnya, mencoba membuat kreasi tari suka-suka.
Kehidupan Mia berubah begitu seorang pria bernama Connor masuk dalam kehidupannya. Kekasih baru ibunya itu tidak hanya perhatian, tapi juga baik, simpatik dan rapih. Diam-diam, Mia mengagumi Connor. Meski tahu pria yang disukainya pacar sang ibu, amarah Mia tak terbendung ketika melihat keduanya bercumbu.
Mia mendapat info ada pihak yang mencari penari. Dengan bantuan Connor yang meminjami handycam, Mia mendaftar. Seiring waktu, Mia dan Connor menjadi dekat dan suatu kali, keduanya bercumbu. Connor merasa serba salah dan meminta Mia merahasiakannya.
Tak lama setelah itu, Connor pergi meninggalkan ibu Mia. Dia panik dan mencari pria yang telah mengubah kehidupannya. Semuanya menjadi kacau. Apalagi begitu Mia mengetahui Connor seorang pria yang sudah beristri dan punya anak. Amarahnya makin tak terbendung. Sebuah insiden membuat semuanya berubah.
Kisah Mia dengan semua atribut kesehariannya dijelaskan dengan sangat detail dan tampak hidup oleh Andrea Arnold. Sutradara yang juga penulis naskah ini mengetengahkan drama yang bertempo lambat namun banyak kejutan. Semua yang hadir, baik tokoh maupun lingkungan sekitar menjadi tampak begitu familiar dan dekat.
Dengan skrip yang menggambarkan karakter dengan sangat detail, film ini dengan mudah mengaduk-aduk emosi. Suara keras Mia, sikap kasar ibunya, atau Sophie yang cuek dan seenaknya merokok di rumah merupakan beberapa adegan mengejutkan yang berkesan. Begitu juga dengan adegan percumbuan antara Mia dan Connor di atas sofa.
Karakter Mia tampak hidup lewat akting natural Katie Jarvis. Penonton dibawa larut dalam suasana yang berubah-ubah sesuai dengan mood dan emosinya yang keras dan mudah panik. Kadang marah sampai ke ubun-ubun, kadang tenang dalam diam.
Untuk pengambilan gambar, Andrea juga menggunakan kamera hand-held yang shaky atau goyang untuk menambahi suasana hati Mia yang sedang kacau. Untuk adegan ini, penonton dibuat menahan napas dan menaruh simpati yang besar pada Mia.
Karakter yang detail serta skrip yang matang menjadi keunggulan tersendiri film asal Inggris ini. Pantas kiranya, dalam perhelatan Festival Film Cannes ke 62 kemarin, dia diganjar Jury Prize. Fish Tank menjadi film personal yang hidup dengan sentuhan dan mood yang terjaga dari awal sampai akhir. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar